SEJARAH GBT CISOKAN

Alkisah ada sebuah ruangan pabrik tenun di kawasan Cicadas Bandung. Kala itu kalender menunjukkan tanggal 10 November 1957. Sepuluh insan berhimpun di situ beribadah menyembah Allah. Itulah mutiara-mutiara jiwa untuk pertama kalinya ditenun menjadi keluarga Allah. Anyaman jiwa-jwia yang mungil itulah yang kemudian berkembang menjadi jemaat GBT Jl. Terusan Cisokan No.19 Bandung. Di lahan sempit itulah mereka mula-mula melakukan sembah bakti kepada Sang Kristus, di bawah bimbingan abdi-Nya Pendeta Jahja Gunawan Wibisono bersama istri. Beliau adalah salah satu “buah sulung” GBT Kristus Penebus yang berlokasi di Jl. Mojopahit 43-45 Surabaya di bawah bimbingan Pdt. Dr. Gersom Soetopo
Tahun berganti tahun, musim bertukar. Biduk jemaat kecil itu kemudian terbawa arus jaman ke kawasan Sidolig, dan berlabuh di sebuah garasi kecil. Sang waktu bergulir terus. Jiwa-jiwa yang haus akan Allah pun kian bertambah, ruangan pun terasa sesak. Kewalahan menampung jemaat yang makin membengkak, maka terlintaslah gagasan mencari tempat yang lebih lapang dan nyaman.
Ini tentu saja bukan usaha yang mudah, dibutuhkan perjuangan, keuletan, kesabaran, pengabdian, dan iman yang pasrah adalah ramuan untuk menggapai cita-cita itu; maka dimulailah pergumulan. Doa dipanjatkan, iman disatukan, air mata dicucurkan, demi terwujudnya impian memiliki tempat ibadah yang lebih layak.
Benar saja. Lima tahun kemudian di tahun 1962, Tuhan yang Maha Murah pun mengaruniakan sebidang tanah seluas 500 m. Lokasinya di daerah Cisokan yang kala itu masih berupa persawahan. Harapan kini telah menjadi kenyataan, malah oleh berkat Tuhan, tanah itu mekar menjadi 900m.
Dan akhirnya, seiring berjalannya waktu, GBT Cisokan mengalami renovasi demi renovasi hingga sekarang. Setelah Pdt. Jahja Gunawan meninggal, kepemimpinannya digantikan oleh Pdt. Stephanus Kosasih S.Th