SEJARAH GBT CIMAHI
Gereja Beth-El Tabernakel Cimahi berdiri pada tahun 1952 dipimpin oleh Pendeta P.J. Kesek. Dengan lebar bangunan awal gereja 6 meter dan panjang 8 meter. Bangunan awal gereja terbuat dari bamboo dan bilik dengan jumlah jemaat awal pada saat itu 5 kepala keluarga. Dengan terletaknya gereja ditengah-tegah komplek militer (sebelah Barat berbatasan dekat dengan Yon Zipur 3, sebelah Timur berbatasan dekat dengann Pusat Pendidikan dan Peralatan MIliter, sebelah selatan berbatasan dekat dengan Batalyom Armed 4 dan tahanan militer), banyak tentara yang sedang bertugas ditempat-tempat tersebut ikut beribadah di Gereja Beth-El Tabernakel Cimahi. Dalam masa itu, tentara-tentara yang telah selesai bertugas biasanya pindah atau dipindahtugaskan oleh pimpinannya.
Pada tahun 1965, P.J. Kesek pindah ke negeri Belanda bersama isterinya dan kemudian menyerahkan pelayanan penggembalaan Gereja Beth-El Tabernakel Cimahi kepada Bapak Pendeta Boy Ogi. Lalu Bapak Boy Ogi menugaskan pendeta E.P. Woran untuk melanjutkan pelayanan penggembalaan di Gereja Beth-El Tabernakel Cimahi. Jadi pada tahun 1966, Pendeta E.P. Woran melanjutkan pelayanan penggembalaan di GBT Cimahi. Pendeta E.P. Woran yang merupakan pensiunan TNI-AD yang semasa dinasnya merintis pembukaan Gereja Beth-El Tabernakel dan GPdI di Pangalengan mulai melanjutkan pelayanan dan merubah bangunan Gereja secara perlahan dari bamboo dan bilik menjadi setengah tembok serta memperpanjang bangunan gereja menjadi 12 meter. Dengan pertambahan jiwa menjadi 20 kepala keluarga terjadi kembali perombakan bangunan gereja menjadi bangunan permanen dengan pangjang 16 meter.
Pada tanggal 8 Januari 1999, bapak Pendeta E.P. Woran meninggal dunia dan pelayanan penggembalaan dilanjutkan oleh isterinya, ibu Pendeta Altje Memah Woran dengan dibantu oleh anak-anaknya. Adapun keadaan jemaat pada masa itu tetap sama dengan masih banyaknya anggota TNI dan juga pelajar. Pada tanggal 29 September 2009, ibu Pendeta Altje M. Woran meningal dunia. Pelayanan penggembalaan dilanjutkan oleh anaknya Pdt. Hebri Woran yang dilantik oleh Pendeta Noldy Luntunga, S. Th selaku ketua MPD 1 pada tanggal 17 Februari 2010 . Pada bulan Juni 2015, Pendeta Hebry Woran mengundurkan diri serta meninggalkan pelayanan di Gereja Beth-El Cimahi dan memutuskan kembali ke tanah keluaga, kota Manado Sulawesi Utara. Terjadi kekosongan kepemimpinan selama beberapa bulan dan pelayanan di Gereja Beth-El Tabernakel Cimahi, diawasi serta diambil-alih sementara oleh pengurus MPW Priangan.
Berdasarka hasil rapat khusus pengurus MPD dan MPW Gereja Beth-El Tabernakel wilayah Bandung dan Priangan, maka pengurus dan jemaat memutuskan mengangkat seorang Koordinator Jemaat, yaitu Bapak Pdp. Beny Antonius Roso, S.Th, yang dalam hal ini langsung mendapatkan pembinaan untuk menjadi Gembala sidang setempat. Kondisi gedung gereja yang memerlukan perbaikan, menjadikan bapak Beny Antonius Roso, melakukan pembangunan-pembanguan perbaikan gedung gereja.
Untuk diketahui, Gereja Beth-El Tabernakel Cimahi terletak berdampingan dengan sebuah Masjid yang hanya berjarak kurang lebih 4 meter. Namun demikian hubungan yang dimiliki antara Gereja dan Masjid terjalin sangat menghormati, Hingga saat ini, penggembalaan di Gereja Beth-El Tabernakel Cimahi dilanjutkan oleh Pdp. Benny Antonius Roso, S.Th.